Minggu, 04 Oktober 2009

TINGKAT PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG KONTRASEPSI METODE AMENORRHEA LAKTASI (MAL) DI RW 2 DESA KUTOGIRANG KECAMATAN NGORO KABUPATEN MOJOKERTO

ABSTRAK

TINGKAT PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG KONTRASEPSI
METODE AMENORRHEA LAKTASI (MAL) DI RW 2
DESA KUTOGIRANG KECAMATAN NGORO
KABUPATEN MOJOKERTO

Oleh :
Dwi Noviyanti

Pengetahuan merupakan hasil dari ”tahu” dan ini dapat terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap sesuatu melalui indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Tingkat pengetahuan ibu menyusui tentang kontrasepsi Metode Amenorrhea Laktasi (MAL) sangat banyak keuntungannya serta dapat meningkatkan kesejahteraan ibu dan bayi. Akan tetapi pada kenyataan, mayoritas tingkat pengetahuan ibu menyusui tentang kontrasepsi Metode Amenorrhea Laktasi (MAL) masih rendah. Tujuan dari dilakukan penelitian ini adalah mengetahui tingkat pengetahuan ibu menyusui tentang kontrasepsi Metode Amenorrhea Laktasi (MAL) di RW 2 Desa Kutogirang Kecamatan Ngoro Kabupaten Mojokerto. Desain penelitian ini adalah Deskriptif responden yang diambil adalah ibu menyusui di RW 2 Desa Kutogirang Kecamatan Ngoro Kabupaten Mojokerto sebanyak 33 responden. Tehnik sampling yang digunakan adalah non probability sampling tipe total sampling. Pengumupulan data dilakukan dengan alat Bantu kuesioner yang disebarkan pada responden. Setelah data terkumpul, dilakukan editing, coding, tabulating dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 21 responden (63,67 %) berpengetahuan baik, 12 responden (36,36 %) berpengetahuan cukup dan 0 responden (0 %) berpengetahuan kurang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengetahuan ibu menyusui tentang kontrasepsi Metode Amenorrhea Laktasi (MAL) di RW 2 Desa Kutogirang Kecamatan Ngoro Kabupaten Mojokerto adalah baik. Hal ini menunjukkan bahwa responden mendapatkan informasi kontrasepsi Metode Amenorrhea Laktasi (MAL), baik melalui orang lain, media massa, maupun penyuluhan-penyuluhan dari tenaga kesehatan.

Kata Kunci : Pengetahuan, ibu menyusui, Metode Amenorrhea Laktasi (MAL).
BAB 1
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
KB adalah singkatan dari keluarga berencana menurut kamus besar bahasa indonesia, maksud dari pada ini adalah gerakan untuk membentuk keluarga yang sehat dan sejahtera dengan membatasi kelahiran (Jimmy W, 2008). Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan. Hal ini dapat bersifat sementara dapat juga bersifat permanen. Penggunaan kontrasepsi merupakan salah satu variabel yang mempengaruhi Fertilitas (Wiknjosastro, 2002). Ada beberapa macam metode kontrasepsi yang dapat digunakan yaitu metode sederhana yang terdiri dari kondom, spermisida, coitus interuptus (senggama terputus) dan pantang berkala. Selain metode sederhana juga ada metode efektif yang terdiri (1) Hormonal (pil, KB suntik, KB susuk) (2) Mekanis (alat kontrasepsi dalam rahim/AKDR) dan metode KB darurat (Nanafi, 2004). Sedangkan menurut Depkes (2003) menyusui secara eksklusif merupakan suatu metode kontrasepsi sementara yang cukup efektif, selama klien belum mendapat menstruasi dan waktunya kurang dari 6 bulan pasca persalinan atau disebut dengan Metode Amenorrhea Laktasi (MAL).
Presentase ibu menyusui bayinya secara eksklusif antara usia 0-6 bulan dipropinsi Jawa Timur pada tahun 2008 sebesar 76,9 % (Depkes propinsi Jawa Timur). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan biro konsultasi anak, peningkatan kualitas manusia harus dimulai sedini mungkin yaitu sejak masih bayi, salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam peningkatan kualitas manusia adalah pemberian Air Susu Ibu (ASI). Pemberian ASI secara maksimal mungkin merupakan kegiatan penting dalam pemeliharaan anak dan persiapan generasi penerus dimasa depan. Hal ini sangat penting karena ASI merupakan sumber nutrisi dan imunisasi bagi bayi yang sedang berkembang dan laktasi juga dapat menunda Fertilitas Post Partum. Dari data yang diambil dari Puskesmas Ngoro jumlah ibu menyusui pada tahun 2009 di Desa Kutogirang Kecamatan Ngoro Kabupaten Mojokerto sebanyak 135 orang. Berdasarkan hasil survey secara acak pada tanggal 18 Februari 2009 di RW 2 Desa Kutogirang Kecamatan Ngoro Kabupaten Mojokerto dari 10 orang yang menyusui didapatkan tidak seorang pun yang mengetahui bahwa menyusui secara eksklusif dapat mencegah kehamilan.
ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada bayi berumur nol sampai enam bulan. Manfaat pemberian ASI eksklusif yaitu sebagai kontrasepsi alamiah. Kemungkinan untuk mencegah kehamilan bisa mencapai 99 persen. Namun, untuk itu ibu harus betul-betul memberikan ASI-nya secara eksklusif. Maksudnya, ASI diberikan kepada bayi secara murni, tidak dicampur-campur atau bayi tidak diberi tambahan cairan lain seperti susu Formula, air teh, air putih,mapun makanan lain seperti pisang, bubur susu, biskuit, dan lainnya. Wanita-wanita yang menyusui secara eksklusif juga berpeluang untuk tidak mendapat menstruasi. Namun, ini adalah hal yang normal sebab selama menyusui peninggian hormone prolaktin yang diperlukan untuk produksi ASI juga turut menghentikan siklus menstruasi. Fungsi kontrasepsi ini baru efektif bila selama memberikan ASI eksklusif ibu juga belum mengalami menstruasi. Bila memang ibu sudah mengalaminya setelah melahirkan, menyusui ini tidak lagi efektif mencegah kehamilan.
Kurangnya pengetahuan masyarakat khususnya ibu menyusui tentang kontrasepsi Metode Amenorrhea Laktasi (MAL) dikarenakan kurangnya informasi yang akurat. Oleh itu peran tenaga kesehatan sangatlah penting untuk memberikan konseling ataupun penyuluhan kepada ibu menyusui bahwa dengan memberikan ASI secara efektif dapat berakibat sebagai kontrasepsi (Damayanti, 2008)
Dari uraian diatas penulis ingin meneliti tentang tingkat pengetahuan ibu menyusui tentang kontrasepsi Metode Amenorrhea Laktasi (MAL) di RW 2 Desa Kutogirang Kecamatan Ngoro Kabupaten Mojokerto.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dirumuskan masalah sebagai berikut, ”Bagaimana tingkat pengetahuan ibu menyusui pada Metode Amenorrhea Laktasi (MAL) di RW 2 Desa Kutogirang Kecamatan Ngoro Kabupaten Mojokerto tahun 2009 ?”.
3. Tujuan Penelitian
Diketahuinya tingkat pengetahuan ibu menyusui tentang kontrasepsi Metode Amenorrhea Laktasi (MAL) di RW 2 Desa Kutogirang Kecamatan Ngoro Kabupaten Mojokerto tahun 2009.
4. Manfaat Penelitian
a. Bagi Masyarakat
Diharapkan masyarakat khususnya ibu menyusui mengetahui tentang kontrasepsi Metode Amenorrhea Laktasi (MAL).
b. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan masukkan untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu menyusui tentang kontrasepsi Metode Amenorrhea Laktasi (MAL).
c. Bagi Peneliti Selanjutnya
Dapat digunakan sebagai masukkan untuk penelitian lebih lanjut tentang kontrasepsi Metode Amenorrhea Laktasi (MAL).

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

1. Konsep Pengetahuan
a. Definisi Pengetahuan
Kata pengetahuan mempunyai dua pengertian, pertama pengetahuan adalah segala apa yang diketahui dan kepandaian, kedua pengetahuan adalah segala apa yang diketahui dengan sesuatu (Notoatmodjo 2003).
Pengetahuan merupakan hasil dari “tahu” dan ini dapat terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap sesuatu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Karena dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak disadari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2003).
Pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan inderawi. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan indera atau akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya (Wales, Jimmy, 2008).
Pengetahuan adalah segala hal yang dikehendaki, dipahami dan dialami yang membentuk suatu rentang informasi yang dimiliki seseorang (Nonaka, 2008).
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan adalah berbagai informasi yang diperoleh manusia dengan cara penginderaan melalui panca indera manusia.
b. Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2003) tingkat pengetahuan dalam domain kognitif ada enam, yaitu:
1). Know (Tahu)
Tahu diartikan mengikat sesuatu yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh karena itu “tahu” merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja yang mewakili adalah menyebutkan, menjodohkan dan memilih.
2). Comprehension (Memahami)
Memahami diartikan kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat mengintepretasikan materi tersebut secara benar. Kata kerja operasional yang mewakili adalah menjelaskan, menguraikan, menyimpulkan.


3). Application (Aplikasi)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang dipelajari pada situasi dan kondisi yang sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum rumus statistika dalam perhitungan hasil penelitian prinsip dan sebaliknya. Kata keja operasional yang mewakili adalah mendemonstrasikan, menghubungkan, membuktikan dan lain-lain.
4). Analysis (Analisis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan suatu objek atau materi ke dalam komponen-komponen tetapi masih di dalam struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kata kerja operasional yang mewakili adalah memisahkan, mempertentangkan.
5). Syntesis (sintesis)
Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi yang ada.
6). Evaluation (evaluasi)
Evaluasi ini adalah kaitannya dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditetapkan sendiri, atau menggunakan prinsip yang ada.
c. Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengetahuan
Faktor yang mempengaruhi pengetahuan di bedakan menjadi 2 yaitu faktor internal dan faktor eksternal (Notoatmodjo, 2002:13)
1). Faktor Internal
a). Umur
Umur adalah satuan waktu yang mengatur waktu keberadaan suatu benda atau mahkluk, baik yang hidup maupun yang mati (Wales, jimmy, 2008) pada batas umur tertentu, seseorang mengalami suatu perkembangan dalam proses kematangan. Semakin cukup umur tingkat kematangan seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja (Nursalam dan Pariani 2003)
b). Pendidikan
Pendidikan merupakan suatu proses berkelanjutkan yang mengandung unsur-unsur pengajaran, latihan, bimbingan dan pimpinan. Dengan tumpuan khas kepada pemindahan berbagai ilmu, luas dan budaya serta kemahiran berguna untuk diaplikasikan oleh individu kepada individu yang memerlukan pendidikan itu (Wales, jimmy, 2008) Seseorang dikatakan belajar apabila didalamnya menjadi perubahan dari tidak tahu menjadi tahu. Dan dari tidak mengerjakan menjadi mengerjakan. Pengetahuan erat hubungannya dengan pendidikan. Makin tinggi pendidikan seseorang, maka makin mudah menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya, sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat pekembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan (Nursalam dan Pariani, 2003)
c). Pekerjaan
Pekerjaan adalah kegiatan yang harus di lakukan terutama untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarganya. Bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu dan dengan bekerja ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga (Nursalam dan Pariani, 2003: 132)
2). Faktor Eksternal
a). Pengaruh Orang Lain Yang Dianggap Penting
Orang lain di sekitar kita merupakan salah satu diantara komponen sosial yang ikut mempengaruhi pengetahuan seseorang. Seseorang yang kita anggap penting, seseorang yang kita harapkan persetujuannya bagi gerak tingkah dan pendapat kita, seseorang yang berarti khusus bagi kita akan mempengaruhi pengetahuan kita.
b). Media Massa
Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain. Mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan seseorang. Dalam penyampaian informasi, media massa membawa pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang.
c). Pengaruh Kebudayaan
Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar terhadap pengetahuan. Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota masyaraknya, karena kebudayaan pulalah yang memberi corak pengalaman individu yang menjadi anggota kelompok asuhannya.
d). Informasi.
Adanya informasi baru mengenai suatu hal memberi landasan kognitif baru. Pesan-pesan sugesti yang dibawa oleh informasi tersebut, apabila cukup kuat akan memberi dasar efektif dalam menilai suatu hal.
d. Cara Memperoleh Pengetahuan
Dari berbagi macam cara yang telah digunakan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan seseorang sepanjang sejarah dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu cara tradisional (non ilmiah) dan cara ilmiah (Notoatmodjo, 2002).
1) Cara Tradisional (Non Ilmiah)
Cara penentuan pengetahuan secara tradisional antara lain :
8. Coba-coba dan salah (trial and error)
Cara ini telah di pakai orang sebelum adanya kebudayaan bahkan mungkin sebelum adanya peradaban. Cara ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil maka akan di coba dengan kemungkinan lain.
9. Cara kekuasaan (otoritas)
Prinsip dalam cara ini adalah orang lain menerima pendapat dari orang mempunyai otoritas, tanpa terlebih dahulu menguji atau membuktikan kebenarannya baik fakta empiris atau penularan sendiri.
10. Pengalaman Pribadi
Pengalaman merupakan sumber pengetahuan atau merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Dilakukan dengan cara melakukan kembali pengalaman yang telah diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa lalu. Pengalaman pribadi dapat menuntun seseorang untuk menarik kesimpulan dengan benar. Untuk menarik kesimpulan dari pengalaman dengan benar diperlukan berpikir kritis dan logis.
11. Melalui Jalan Pikiran
Dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikirannya. Baik melalui induksi maupun deduksi, yang merupakan cara melahirkan pemikiran secara tidak langsung melalui pernyataan-pernyataan yang dikemukakan, dicari hubungan sehingga dapat dibuat suatu kesimpulan.

2). Cara Ilmiah
Cara baru dalam memperoleh pengetahuan pada saat ini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Dalam memperoleh kesimpulan dilakukan dengan jalan observasi langsung dan membuat pencatatan terhadap semua fakta sehubungan dengan objek penelitian.
e. Cara Mengukur Pengetahuan
Cara mengukur pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari subjek penelitian dan responden. (Notoatmodjo, 2003)
Tingkat pengetahuan dikarakteristik menjadi (Nursalam, 2003)
1. Pengetahuan baik : 76 % - 100 %
2. Pengetahuan cukup : 56 % - 75 %
3. Pengetahuan kurang : ≤ 55 %

2. Konsep Dasar Kontrasepsi
1. Pengertian Kontrasepsi
Kontrasepsi adalah upaya mencegah terjadinya kehamilan. Upaya itu dapat bersifat sementara, dapat pula bersifat permanen. Penggunaan kontrasepsi merupakan salah satu variabel yang mempengaruhi Fertilitas (Wiknjosastro, 2005). Kontrasepsi ialah usaha-usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan. Usaha-usaha itu dapat bersifat sementara, dapat juga bersifat permanen (Hanifa, 2005).
Kontrasepsi adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, menentukan jumlah anak (Hartanto, 2004).
Dari beberapa pengertian diatas dapat diambil kesimpulan kontrasepsi adalah tindakan yang membantu individu untuk menghindari kelahiran yang tidak diinginkan yang dapat bersifat sementara dan juga permanen.
b) Macam-macam Kontrasepsi
1). Metode Alamiah
a). Metode Amenorrhea Laktasi (MAL)
(1). Pengertian Metode Amenorrhea Laktasi (MAL)
Metode Amenorrhea Laktasi (MAL) adalah kontrasepsi yang mengandalkan pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif, artinya hanya diberikan ASI tanpa tambahan makanan atau minuman apapun lainnya (Saifuddin, 2006)
Metode Amenorrhea Laktasi (MAL) menghambat ovulasi sehingga berfungsi sebagai kontrasepsi apabila seorang wanita memiliki seorang bayi berusia kurang dari 6 bulan dan amenorrhea serta menyusui penuh, kemungkinan kehamilan terjadi hanya sekitar 2%. Namun, jika ia tidak menyusui penuh atau tidak amenorrhea, resiko kehamilan akan lebih besar. Banyak wanita akan memilih bergantung pada metode kontrsepsi lain seperti metode sawar atau pil yang hanya mengadung progesteron dibanding MAL (Evernt, Suzanne, 2001)
Metode Amenorrhea Laktasi (MAL) adalah kontrasepsi sementara yang cukup efektif digunakan pada ibu yang menyusui secara eksklusif (Depkes RI, 2003).
Dari beberapa pengertian diatas dapat diambil kesimpulan tentang Metode Amenorrhea Laktasi (MAL) adalah kontrasepsi yang mengandalkan pemberian Air Susu Ibu (ASI) untuk menghambat ovulasi.
(2). Yang Dapat Menggunakan Metode Amenorrhea Laktasi (MAL)
(a). Ibu Yang Menyusui Secara Eksklusif.
(1)). Bayi disusui secara On demand (menurut kebutuhan bayi). Biarkan bayi menyelesaikan menghisap dari satu payudara sebelum memberikan payudara lain, supaya bayi mendapat cukup banyak susu akhir (hind milk). Bayi hanya membutuhkan sedikit ASI dari payudara berikut atau sama sekali tidak memerlukan lagi. Itu dapat memulai dengan memberikan payudara lain pada waktu menyusui berikutnya sehingga kedua payudara memproduksi banyak susu.
(2)). Waktu antara 2 pengosongan payudara tidak lebih dari 4 jam.
(3)). Biarkan bayi menghisap sampai dia sendiri yang melepaskan hisapannya.
(4)). Susui bayi ibu juga pada malam hari karena menyusui pada waktu malam membantu mempertahankan kecukupan pemberian ASI.
(5)). Bayi terus di susukan walau ibu atau bayi sedang sakit.
(6)). ASI dapat disimpan dalam lemari pendingin
(7)). Menyusui dimulai dari setengah sampai satu jam setelah bayi lahir
(8)). Kolostrum diberikan kepada bayi
(b). Bayi Berumur Kurang Dari 6 Bulan
Pada bayi usia 6 bulan mulai diberikan makanan padat sebagai makanan pendamping ASI. Apabila bayi sudah mendapati minuman atau makanan lain selain ASI, bayi akan menghisap kurang sering dan akibatnya menyusui tidak lagi efektif sebagai metode kontrasepsi.
(c). Belum Mendapat Menstruasi
Ketika ibu mulai dapat menstruasi lagi setelah melahirkan, itu pertanda ibu sudah subur kembali dan harus segera menggunakan metode KB lainnya. (Saifuddin, 2006).
(3). Aspek-Aspek Mempengaruhi Ketidaksuburan
Supaya pemakaian Metode Amenorrhea Laktasi (MAL) berhasil dan aman, maka ibu harus menerapkan menyusui secara eksklusif sampai dengan 6 bulan. Untuk mendukung keberhasilan menyusui dan Metode Amenorrhea Laktasi (MAL), maka beberapa hal yang penting untuk diketahui yaitu cara menyusui yang benar meliputi posisi, perlekatan dan menyusui secara efektif.
(a). Posisi Bayi Yang Benar
(1)). Kepala dan tubuh bayi dalam satu garis lurus
(2)). Badan bayi menghadap kedada ibu
(3)). Badan bayi melekat ke ibu
(4)). Seluruh badan bayi tersangga dengan baik, tidak hanya leher dan bahu saja.
(b). Tanda Bayi Melekat Dengan Baik.
(1)). Dagu bayi menempel pada payudara ibu.
(2)). Mulut bayi terbuka lebar.
(3)). Bibir bayi membuka lebar (dower),lidah terlihat didalamnya.
(4)). Areola juga masuk ke mulut bayi, tidak hanya puting susu.

(c). Tanda Bayi Menghisap Dengan Efektif
(1)). Menghisap secara mendalam dan teratur.
(2)). Kadang diselingi istirahat
(3)). Hanya terdengar secara menelan
(4)). Tidak terdengar secara kecap atau mengucap
(d). Setelah Selesai
(1)). Bayi melepas payudara secara spontan.
(2)). Bayi tampak tenang dan mengantuk
(3)). Bayi tampak tidak berminat lagi pada ASI
(e). Tanda Bayi Menghisap Tidak Efektif
(1)). Menghisap dengan cepat dan dangkal
(2)). Mungkin terlihat lekukan ke dalam pada pipi bayi
(3)). Tidak terdengar suara menelan (Saifuddin, 2006)
(4). Keuntungan Metode Amenorrhea Laktasi (MAL)
(a). Efektivitas tinggi (keberhasilan 98% pada enam bulan pasca persalinan)
(b). Segera efektif
(c). Tidak mengganggu senggama
(d). Tidak ada efek samping secara sistemik
(e). Tidak perlu pengawasan medis
(f). Tidak perlu alat atau obat
(g). Tanpa biaya. (Saifuddin, 2006)


b). Sistem Kalender
Senggama dihindari pada masa subur yaitu dekat dengn pertengahan siklus haid atau terdapat tanda-tanda adanya kesuburan yaitu keluarnya lendir encer dari liang vagina.
c). Metode Lendir Serviks
Untuk menggunakan metode lendir serviks, seorang perempuan harus belajar mengenali pola kesuburan dan pola ketidaksuburan untuk menghindari Kekeliruan dan untuk menjamin keberhasilan pada awal masa belajar, pasangan diminta secara penuh tidak bersenggama pada saat siklus haid, untuk mengenali pola kesuburan dan ketidaksuburan.
d). Metode Suhu Basal
Ukur suhu ibu pada waktu yang hampir sama setiap pagi (sebelum bangkit dari tempat tidur) dan catat suhu ibu pada kartu yang disediakan oleh instruktur Keluarga Berencana Alamiah (KBA).
e). Metode Simtomtermal
Ibu harus mendapatkan instruksi untuk metode lendir Serviks dan suhu badan basal. Ibu dapat menentukan masa subur ibu dengan mengamati suhu tubuh dan lendir Serviks.



f). Senggama Terputus
Senggama terputus adalah metode keluarga berencana tradisional, dimana pria mengeluarkan alat kelaminnya (Penis) dari Vagina sebelum pria mencapai ejakulasi.
2). Metode Barier
a). Kondom
Kondom merupakan selubung atau sarng karet yang dapat terbuat dari berbagai bahan diantarannya lateks (karet), plastik (vinil), atau bahan alami (produk hewani) yang dipasang pada penis saat berhubungan seksual. Kondom terbuat dari karet sintesis yang tipis, berbentuk silinder, dengan muaranya berpinggir tebal, yang bisa digulung berbentuk rata atau berbentuk seperti puting susu. Berbagai bahan telah ditambahkan pada kondom baik untuk menambah efektivitasnya (misalnya penambahan Spermisida) maupun sebagai aksesoris aktivitas seksual.
b). Diafragma
Diafragma adalah kap berbentuk bulat cekung, terbuat dari lateks (karet) yang diinsersikan ke dalam vagina sebelum berhubungan seksual dan menutup serviks.
c). Spermisida
Spermisida adalah bahan kimia (biasanya nol oksinol -9) digunakan untuk menonaktifkan atau membunuh sperma. Dikemas dalam bentuk : Aerosol (busa), Tablet vagina, Suppositoria atau dissoivable film, krim.
3). Kontrasepsi Hormonal
a). Pil
Pil ada 2 macam yang mengandung 2 hormon yaitu hormon Estrogen dan Progesteron Disebut pil kombinasi. Dan ada yang mengandung satu hormon saja yaitu mengandung hormon progestin saja.
b). Suntik
Suntik ada 2 macam, suntikan kombinasi yang mengandung 2 hormon estrogen dan progesteron yang diberikan sebulan sekali. Dan suntikan progetin yang mengandung hormon progetin saja diberikan setiap 3 bulan sekali.
c). Implan atau Susuk
Yaitu dengan memasukan kapsul atau implan di bawah kulit.
d). Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Memasukan alat kedalam rahim guna mencegah sperma dan ovum bertemu.
4). Kontrasepsi Mantap
a). Tubektomi
Tubektomi adalah prosedur bedah sukarela untuk menghentikan fertilitas (kesuburan) seorang perempuan.

b). Vasektomi
Vasektomi adalah prosedur klinik untuk menghambat transportasi sperma dan proses fertilitasi (penyatuan dengan ovum) tidak terjadi (Saifuddin, 2006).

3. Konsep Dasar Ibu Menyusui
1. Pengertian Ibu Menyusui
Ibu menyusui adalah seorang ibu yang mampu memberikan ASI pada bayinya (Roesli, Utami, 2007). Sedangkan menurut Kamus besar Bahasa Indonesia (2002) Ibu menyusui ialah wanita yang telah melahirkan seseorang.
Ibu menyusui adalah proses pemberian susu pada bayi atau anak kecil dengan Air Susu Ibu (ASI) dari payudara ibu. Bayi menggunakan refleks menghisap untuk mendapatkan dan menelan susu (Wales, jimmy, 2008).
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan tentang ibu menyusui adalah seseorang wanita yang telah melahirkan dan memberikan ASI kepada bayinya.
b. Manfaat Menyusui
1). Bagi Ibu
a). Mengurangi Pendarahan Setelah Melahirkan
Apabila bayi disusui segera setelah dilahirkan maka kemungkinan terjadinya pendarahan setelah melahirkan (Post partum) akan berkurang. Karena pada ibu menyusui terjadi peningkatan kadar oksitosin yang berguna juga untuk kontriksi atau penutupan pembuluh darah sehingga perdarahan akan lebih cepat berhenti. Hal ini akan menurunkan angka kematian ibu yang melahirkan.
b). Mengurangi Terjadinya Anemia
Mengurangi kemungkinan terjadinya kekurangan darah atau anemia karena kekurangan zat besi. Menyusui mengurangi perdarahan.
c). Menjarangkan Kehamilan
Menyusui merupakan cara kontrasepsi yang aman, murah dan cukup berhasil. Selama ibu memberi ASI eksklusif dan belum haid, 98% tidak akan hamil pada 6 bulan pertama setelah melahirkan dalam 96% tidak akan hamil sampai bayi berusia 12 bulan.
d). Mengecilkan Rahim
Kadar oksitosin ibu menyusui yang meningkat akan sangat membantu rahim kembali keukuran sebelum hamil. Proses pengecilan ini akan lebih cepat dibanding pada ibu yang tidak menyusui.
e). Lebih Cepat Langsing Kembali
Oleh karena menyusui memerlukan energi maka tubuh akan mengambilnya dan lemak yang tertimbun selama hamil. Dengan demikian berat badan ibu menyusui akan lebih cepat kembali ke berat sebelum hamil.
f). Mengurangi Kemungkinan Menderita Kanker.
Pada ibu yang memberikan ASI eksklusif, umumnya kemungkinan menderita kanker payudara dan indung telur berkurang beberapa peneliti menunjukkan bahwa menyusui akan mengurangi kemungkinan terjadinya kanker payudara. Pada umunya bila semua wanita dapat melanjutkan menyusui sampai bayi berumur 2 tahun atau lebih, diduga angka kejadian kanker payudara akan berkurang sampai sekitar 25%. Beberapa penelitian mengemukakan juga bahwa menyusui akan melindungi ibu dari penyakit kanker indung telur. Salah satu dari penelitian ini menunjukkan bahwa resiko terkena kanker indung telur pada ibu yang menyusui berkurang sampai 20-25%.
g). Lebih Ekonomis / Murah
Dengan memberi ASI berarti berhemat pengeluaran untuk susu formula, perlengkapan menyusui, dan persiapan pembuatan minum susu formula. Selain itu, pemberian ASI juga menghemat pengeluaran untuk berobat bayi, misalnya biaya jasa dokter, biaya pembelian obat-obatan, bahkan mungkin biaya perawatan di rumah sakit.


h).Tidak Merepotkan dan Hemat Waktu
ASI dapat segera diberikan pada bayi tanpa harus menyiapkan atau memasak air, juga tanpa harus mencuci botol, dan tanpa menunggu agar susu tidak terlalu panas. Pemberian susu botol akan lebih merepotkan terutama pada malam hari. Apalagi kalau persediaan susu habis pada malam hari maka kita harus repot mencarinya.
i). Portabel dan Praktis
Mudah dibawa kemana-mana (Portabel) sehingga saat berpergian tidak perlu membawa berbagai alat untuk minum susu formula dan tidak perlu membawa alat listrik untuk memasak atau menghangatkan susu. Air susu ibu dapat diberikan dimana saja dan kapan saja dalam keadaan siap dimakan/minum, serta dalam susu yang selalu tepat.
j). Memberi Kepuasan Bagi Ibu
Ibu yang berhasil memberikan ASI eksklusif akan merasakan kepuasan, kebanggaan, dan kebahagiaan yang mendalam (Roesli,Utami,2000)
2). Bagi Bayi
a). ASI Sebagai Nutrisi
Setiap mamalia secara alamiah dipersiapkan untuk mempunyai Sepasang atau lebih kelenjar air susu. Pada saat melahirkan, kelenjar ini akan memproduksi air susu khusus untuk makanan bayinya. Komposisi air susu setiap mamalia berbeda, dan sesuaikan dengan serta laju pertumbuhan masing-masing jenis (spesies). Air susu setiap jenis mamalia memang spesifik untuk masing-masing pasien. Jadi, ASI sapi untuk anak sapi, ASI kuda untuk anak kuda, ASI gajah untuk anak gajah dan ASI manusia tentu untuk bayi manusia. Air susu ibu juga secara khusus disesuaikan untuk bayinya sendiri, misalnya ASI dari seorang ibu yang melahirkan bayi premature komposisinya akan berbeda dengan ASI yang dihasilkan oleh ibu yang melahirkan bayi cukup bulan. Selain itu komposisi ASI dari seorang ibu juga berbeda-beda dari hari ke hari. ASI yang keluarkan pada saat kelahiran sampai hari ke-4 atau ke -7 disebut Kolostrum. Berbeda dengan ASI yang dikeluarkan dari hari ke-4/ke-7 sampai hari ke-10/ ke-14 setelah kelahiran disebut ASI transisi. Komposisi ini akan berbeda lagi setelah hari ke-14 disebut ASI matang. Bahkan terdapat pula perbedaan komposisi ASI dari menit ke menit. ASI yang keluar pada menit–menit pertama menyusui disebut Foremik sedangkan ASI yang keluar pada saat akhir menyusui disebut hindmilk. ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang seimbang dan disesuaikan dengan kebutuhan pertumbuhan bayi. ASI adalah makanan bayi yang paling sempurna, baik kualitas maupun kuanitasnya. Dengan tatalaksana menyusui yang benar, ASI sebagai makanan tunggal akan cukup memenuhi kebutuhan tumbuh bayi normal sampai usia 6 bulan. Setelah usia 6 bulan, bayi harus mulai diberi makanan padat, tetapi ASI dapat diteruskan sampai usia 2 tahun atau lebih.
b). ASI Meningkatkan Daya Tahan Tubuh Bayi
Bayi yang baru lahir secara alamiah mendapat imunoglobulin (zat kekebalan tubuh) dari ibunya melalui ari-ari. Namun kadar zat ini akan cepat sekali menurun segera setelah bayi lahir, badan bayi sendiri baru membuat zat kekebalan cukup banyak sehingga mencapai kadar protektif pada waktu berusia sekitar 9 sampai 12 bulan. Pada saat zat kekebalan bawaan menurun. Sedangkan yang dibentuk oleh badan bayi belum mencukupi maka akan terjadi kesenjangan zat kekebalan pada bayi. Kesenjangan akan hilang atau berkurang apabila bayi diberi ASI, karena ASI adalah cairan hidup yang mengandung zat kekebalan yang melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi, virus, parasit dan jamur kolostrum mengandung zat kekebalan 10-17 kali lebih banyak dari susu matang. ASI juga akan menurunkan kemungkinan bayi terkena penyakit infeksi telinga, pilek dan penyakit alergi. Bayi ASI eksklusif ternyata akan lebih sehat dan jarang sakit dibandingkan dengan bayi yang telat mendapat ASI eksklusif.


c). ASI Eksklusif Meningkatkan Kecerdasan.
Mengingat bahwa kecerdasan anak berkaitan erat dengan otak maka jelas bahwa faktor utama yang mempengaruhi perkembangan kecerdasan adalah pertumbuhan otak, sementara itu faktor-faktor terpenting dalam proses pertumbuhan temasuk pertumbuhan otak adalah nutrisi yang diberikan. ASI mengandung Nutrien-nutrien khusus yang diperlukan otak bayi agar tumbuh optimal. Nutrien-nutrien tersebut tidak terdapat atau hanya sedikit terdapat pada susu sapi, antara lain taurin yaitu suatu bentuk zat putih telur yang hanya terdapat di ASI, laktosa merupakan hidrat arang utama dari ASI yang hanya sedikit sekali terapat pada susu sapi, asam lemak ikatan panjang (DHA, AA, OMEGA 3,OMEGA 6) merupakan asam lemak utama dari ASI yang hanya terdapat sedikit dalam susu sapi. ASI esklusif meningkatan jalinan kasih sayang.
Bayi yang sering berada dalam dekapan ibu karena menyusui akan merasakan kasih sayang ibunya, terutama karena masih mendengar detak jantung ibunya yang telah ia kenal sejak dalam kandungan perasaan terlindungi dan disayangi inilah yang akan menjadi dasar perkembangan emosi bayi dan membentuk kepribadian yang percaya diri dan dasar spiritual yang baik.


4. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual adalah sesuatu yang abstrak, logikal secara arti harfiah dan akan membantu peneliti dalam menghubungkan hasil penemuan dengan body of knowledge ( Nursalam dan Pariani, 2001)

1. Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan rencana penelitian yang disusun sedemikian rupa sehingga penulis memperoleh jawaban terhadap pertanyaan penelitian (Sastroasmoro, 2002).
Berdasarkan tujuan, penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Sedangkan yang dimaksud dengan deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran dengan cara meneliti suatu permasalahan melalui suatu kasus (Notoatmodjo, 2002).
2. Populasi, Sampel dan Sampling
a. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti dan memenuhi kriteria yang telah ditetapkan (Notoatmodjo, 2002). Dalam penelitian ini populasinya adalah semua ibu menyusui di RW 2 Desa Kutogirang Kecamatan Ngoro Kabupaten Mojokerto yang berjumlah 33 orang.

b. Sampel
Sampel adalah sebagian keseluruhan objek yang akan diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2002). Dalam penelitian ini sampelnya adalah semua ibu menyusui di RW 2 Desa Kutogirang Kecamatan Ngoro Kabupaten Mojokerto.
c. Sampling
Sampling adalah suatu proses dalam menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat mewakili populasi (Nursalam, 2003). Dalam penelitian ini teknik yang digunakan adalah Non Probability sampling tipe Total Sampling (Notoatmodjo, 2003).
3. Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional
a. Identifikasi Variabel
Variabel adalah suatu ukuran atau ciri yang dimiliki oleh suatu anggota kelompok (benda,orang,situasi) yang berbeda dengan yang dimiliki kelompok tersebut (Nursalam, 2001). Adapun variabel yang ada pada penelitian ini adalah tingkat pengetahuan ibu menyusui tentang kontrasepsi Metode Amenorrhea Laktasi (MAL).
b. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang diamati dari suatu yang didefinisikan tersebut (Nursalam dan Pariani, 2001).
Pengumpulan Data
a. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat ukur yang digunakan untuk mengumpulkan data. Pada penelitian ini instrumen yang digunakan berupa kuesioner atau angket yang diberikan kepada responden dalam penelitian ini diartikan sebagai daftar pertanyaan yang dibuat oleh peneliti dan dijawab oleh responden (Notoatmodjo, 2002).


b. Lokasi dan Waktu Penelitian
1). Lokasi
Lokasi penelitian di RW 2 Desa Kutogirang Kecamatan Ngoro Kabupaten Mojokerto.
2). Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai bulan Juni 2009.

c. Kerangka Kerja
Kerangka kerja adalah pentahapan atas langkah-langkah dalam aktivitas ilmiah yang dilakukan dalam melakukan penelitian (kerangka sejak awal sampai akhir penelitian) (Nursalam, 2003).
Adapun kerangka kerja dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

5. Analisa Data
Analisa data merupakan suatu proses atau analisa yang dilakukan secara sistematis terhadap data yang telah dikumpulkan dengan tujuan supaya trends dan relationship bisa dideteksi (Nursalam, 2001). Dalam penelitian analisa data dilakukan melalui tahap :
a. Editing
Editing merupakan pemeriksaan ulang apabila ada data yang isinya meragukan atau kurang jelas.
b. Coding
Coding adalah pekerjaan memindahkan data dan daftar pertanyaan ke daftar yang akan memberikan informasi. Data yang akan dirubah dari bentuk angket untuk mempermudah perhitungan selanjutnya
c. Tabulating
Tabulating adalah pekerjaan menyusun tabel-tabel, mulai dari penyusunan tabel utama yang berisi seluruh data informasi yang berhasil dikumpulkan dengan daftar pertanyaan sampai tabel khusus yang telah benar-benar ditentukan setelah berbentuk tabel, maka tabel tersebut siap dianalisa dan dinyatakan dalam bentuk tulisan.
Data diperoleh dari hasil penelitian kuesioner oleh responden dengan cara deskriptif dalam bentuk prosentase dengan narasi. Untuk jawaban yang benar diberi skor 1 dan untuk jawaban yang salah diberi skor 0. hasil jawaban diberi pembobotan, kemudian dijumlahkan dan dibandingkan dengan skor tertinggi kemudian dikalikan 100 %. Rumus yang digunakan :

Keterangan :
N : Nilai didapat
SP : Skor yang didapat
SM : Skor maksimal
Menurut Nursalam (2003) hasil prosentase tiap variabel diintepretasikan dengan menggunakan skala kualitatif, yaitu :
Baik jika mendapat hasil : 76 %-100 %
Cukup jika mendapat hasil : 56 %-75 %
Kurang jika mendapat hasil : ≤ 55 %
6. Etika Penelitian
Pada penelitian ini, peneliti harus mengajukan ijin pada institusi Stikes Bina Sehat PPNI kabupaten Mojokerto dan ijin kepala Desa Kutogirang Kecamatan Ngoro Kabupaten Mojokerto. Dan sebelum dilakukannya penelitian responden terlebih dahulu diberikan.
a. Informed Concent (Lembar Persetujuan)
Merupakan cara persetujuan antara penelitian responden. Hal ini mempunyai tujuan supaya subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian dan mengetahui dampaknya. Jika subjek bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan dan apabila responden menolak untuk diteliti, maka penelit tidak akan memaksa dan akan tetap menghormati hak responden.
b. Confidentiality (Kerahasiaan)
Untuk menjamin kerahasian dari hasil penelitian baik informasi maupun masalah-masalah lainnya, semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti hanya data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil penelitian.
c. Anonimity (Tanpa Nama)
Untuk menjaga kerahasiaanya penelitian tidak akan mencantumkan nama responden tetapi lembar tersebut diberikan kode.
7. Keterbatasan
Dalam penelitian keterbatasan yang dialami penelitian adalah sampel yang digunakan terbatas pada ibu menyusui yang berada di tingkat RW sehingga kurang akurat dibuat pada wilayah yang lebih luas misalnya pada tingkat kabupaten atau propinsi.

Tidak ada komentar: